Thursday, October 22, 2009


Dampak globalisasi bagi remaja

Globalisasi merupakan sebuah proses “penyatuan” dunia, yang secara perlahan-lahan tetapi pasti mulai menghilangkan sekat-sekat Negara dan bangsa. Proses ini melibatkan manusia, informasi, perdagangan dan modal. Derasnya arus infomasi yang masuk lintas benua, telah melenyapkan hambatan-hambatan yang disebabkan oleh batas-batas dimensi ruang dan waktu. Sehingga peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain bisa diketahui di bumi lainnya saat itu juga. 
  Sesuatu yang pada masa lalu sulit untuk dipercaya terjadi, tetapi diera global ini menjadi hal yang lazim. Kemajuan zaman yang dibarengi oleh high technology (kecanggihan teknologi) informasi, visualisasi, transformasi dan komputerisasi telah dinikmati umat manusia di zaman serba modern ini. Kemajuan tersebut pada kenyataannya memunculkan ketimpangan sosial yang amat dalam dan dekadensi moral yang amat mengerikan karena tidak diimbangi dengan perkembangan mental spiritual. Dengan menggunakan high technology, manusia sekarang begitu leluasa menciptakan alat-alat dan sarana hiburan yang sulit dikontrol secara moral. Misalnya dengan teknologi satelit, kita dapat menyaksikan televisi yang memang kebanyakan menayangkan kebudayaan barat yang terkadang bertentangan dengan budaya kita dan nilai-nilai agama. Padahal dalam prakteknya percampuran antara budaya Timur-Barat cenderung melecehkan Timur. Pengalaman bangsa kita sendiri sudah cukup terbukti akibat sisi negatif Barat yang menyebabkan bangsa kita menjadi permisif , hedonis dan konsumtif.
  Tragisnya seluruh lapisan masyarakat telah terpengaruh budaya Barat, terutama para remajanya. Seperti yang diakui banyak pengamat, budaya Barat bergerak amat cepat, kita sebagai remaja tanpa sadar dipaksa untuk patuh dengan logic of capital. Tidak sedikit remaja islam, yang belum mendalami ajaran agama dengan bebasnya meniru budaya asing dan menganggap budaya itu sebagai suatu yang benar lalu meniru dengan alasan mengikuti perkembangan zaman. Remaja cenderung mengikuti hal-hal negative daripada positif. Tata nilai, moral dan etika yang dijunjung tinggi oleh agama dan Negara, mengalami kekaburan akibat budaya Barat yang membius masyarakat terutama remaja sehingga mereka mudah terpengaruh lingkungan. 




ia


ia

Terbuai dalam dekapan malam
Terlelap dalam kubangan sampah
Ketika ia mulai menghirup nafas dunia
Tak ada sambutan hangat bunda
Tak terdengar bisikan azan ayah
Yang ia rasakan tatapan benci serta
Sentuhan kasar sepasang tangan besar
Ia tak dibungkus kain sutra
Tapi sebuah dus berwarna coklat yang amat pengap
Ia mulai memberontak ketika tangan-tangan itu
Membawanya kepenumpukan sampah
Tapi apalah dayanya
Ia hanya seorang bayi mungil
Yang masih berkubang darah
Ia berteriak sekencang-kencangnya
Tapi tak ada yang tau apa yang ia ucapkan
Karena ia berbicara dalam bahasa yang tidak dimengerti
Ia pasrah ketika tangan itu meletakkannya di kerumunan lalat
Tangis yang melengking ketika pertama kali ia menatap
Menjadi sunyi
Mata coklatnya menatap langit bertabur bintang
Tuhan telah meraihnya pergi




#puisi ini aku tulis setelah membaca cerpen tentang bayi yang dibuang oleh ibunya ketempat sampah....ih...tega bgt....terkadang orang yang melakukan perbuatan keji tersebut karena belum siap mempunyai anak. seperti hamil di luar nikah. so... bagi teman2 yang belum nikah....jgn coba2 buat anak.... :D



Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam Indonesia(Yaketunis) terletak di jalan Parangtritis km 46 Yogyakarta. Saat kami datang ke sana, kami disambut dengan senyum ramah dari para penghuni Yaketunis. Dalam sebentar saja kami merasa betah berada di sana. Dalam keterbatasan mereka,, tak ada tampak wajah bersedih atau merasa beda dari orang lain. Kami berbaur dengan mereka seperti kami berada di lingkungan orang-orang yang tak memilliki keterbatasan. 
Pada saat kami di sana, kebetulan sedang dilaksanakan acara pemilihan ketua asrama dan pergantian pengurus. Acara tersebut di mulai dari pukul delapan pagi, hingga sore sekitar pukul lima. Mereka semua berpartisipasi penuh dengan acara tersebut sehingga acara itu dapat berjalan dengan asyik dan menyenangkan. Keakraban dan kehangatan mereka membuat kami merasa terharu. Walau mereka tak seberuntung remaja pada umumnya, tapi mereka dikaruniai oleh sesuatu yanng luar biasa yang tak dimiliki orang-orang normal seperti kami.mereka punya kelapangan hati menerima keterbatasan mereka. Selama kami di sana, kami tidak menemukan keluhan akan keterbatasan tersebut. Tetapi hanya semangat dan kebahagiaan yang ada di mata mereka yang tak mampu melihat. Tanpa mata yang normal, mereka mampu melihat apa arti kehidupan. Dengan mata hati yang lapang, mereka mampu melihat apa yang tidak dapat kami lihat.
Dalam acara tersebut, pembawa acara membacakan susunan acara dengan huruf braile. Dan jika kita tidak memperhatikan mata pembawa acara tersebut, kita tidak akan tahu bahwa dia membaca tidak dengan matanya, tapi dengan jari-jari yang bergerak ke kanan dan ke kiri menelusuri setiap huruf braile yang ada di atas kertas. 
Begitu pula saat pembacaan undang-undang(peraturan baru yang akan berlaku di asrama), seorang gadis berbaju merah muda membacanya tanpa melihat dengan matanya.
Setelah acara tersebut selesai, kami bermain-main ke kamar. Saat itu sebagian besar dari mereka mengantri mandi. Di kamar itu kami hanya bertemu dengan seoranga anak berbaju berwarna jingga. Dia sedang menekan tombol-tombol hp dan hp itu diletakan di dekat telinga. Tidak seperti kita jika ingin menelpon atau mengirim sms, kita pasti melihat ke layar apa yang akan kita ketik. Sedangkan anak itu, hanya menempelkan hpnya di dekat telinga untuk tahu apa yang dia ketik. Anak itu dapat tahu apa yang dipencetnya hanya dengan mendengarkan bunyi ombol-tombol keypad yang dipencetnya.
Ketika salah seorang dari kami berdiri di pinggir tangga, seorang anak berbadan besar menaiki tangga tersebut dengan memegang sisi kanan kiri dengan kedua tangannya. Awalnya kami sempat berfikir bahwa teman kami akan ditabraknya, tetapi perkiraan kami tersebut salah. Anak itu jalan kepinggir menghindar agar tidak menabrak orang yang ada di depannnya. Padahal teman kami tersebut diam mematung tak memberi tahu bahwa dia berada di situ. Anak itu menolehkan wajahnya ke arah teman kami seakan dia dapat memandang teman kami tersebut.
Mereka dapat melakukan semua yang kami lakukan. Membaca, menulis, berorganisasi, dll. Bahkan mereka dapat melihat dengan mata hati mereka yang terkadang kami pun tak mampu tuk menggunakan mata hati itu. 

Wednesday, September 2, 2009

1 september 2009....................

hari pertama masuk kuliah....................

banyak hal yang baru pertama kali kutemui di bangku kuliah...yang tak kutemui saat masih berseragam dulu......

eeemmmmmmmmp.......asyiknya jadi mahasiswi baru....

Thursday, August 13, 2009


mencintai seseorang yg aku tak tahu ap dia mencintaiku...sangat menyakitkan...

mencintainya dalam diam...hanya dapat memendam perasaan sayang itu dalam hati...sangat menyiksa.....q ingin dia tahu perasaan ini...tapi, bagaimana caranya ku mengungkapkannya?????