Sunday, October 19, 2014

Anime Favorit : Grave of the Fireflies

Film tentang Seita dan sang adik, Setsuko. Sang ibu mengalami luka bakar parah saat jepang dihujani bom dan akhirnya meninggal. Sedangkan sang ayah yang menjadi abdi negara tidak diketahui kabarnya. Seita pemuda tanggung dan Setsuko si gadis cilik pun harus menjalani kerasnya kehidupan akibat perang. Sepanjang film akan disajikan perjuangan untuk bertahan hidup, keceriaan kanak-kanak menjadi sesuatu yang akan membuat hati teriris-iris...
Nonton film ini pengen nangis terus, walaupun sesekali ingin tersenyum melihat tingkah lucu Setsuko yang keluar malah air mata. Kalau mau cuci mata biar bersih alias menangis sejadi-jadinya nonton film ini cukup membantu...
Dari segi cerita film ini sangat menguras kantong eh air mata. Untuk kualitas gambarnya tampak jelas kalau ini film anime yang dibuat mungkin tahun 80an yang dibuat masih menggunakan peralatan manual. Tapi itulah nilai plus dari film ini. Kalau film-film dari studio ghibli memang tak diragukan lagi. Harus ditonton..
sumber:wikipedia.org

Sunday, October 12, 2014

Film: Tentang Pendidikan

Sebenarnya ini blog apaan sih? Gk terkonsep. Blog film bukan, blog masak bukan, blog buku juga bukan, blog curhat pasti. haha...
Yang jelas blog ini isinya suka-suka yang punya.
Lupakan tentang permasalahan kategori blog apa ini. Kali ini saya mau ngomongin tentang film (lagi). Beberapa waktu lalu sempat nulis tentang film-film bertemakan pendidikan. Khususnya pendidikan di sekolah. Film yang menceritakan pendidikan di sekolah banyak banget. Baik film lokal maupun film luar. Tapi nulis postingan ini sampai berbulan-bulan belum selesai-selesai juga. Sampai lupa film-filmnya. Biasa sok sibuk... (´∀`)
Lanjut pada pembahasan. Beberapa waktu lalu, udah lama sih sebenarnya, saya pernah menonton beberapa film bertema pendidikan. Film yang menceritakan tentang berbagai permasalahan siswa, guru, fasilitas, dll yg biasa kita temui di sekolah.
Well, saya di sini akan menyampaikan beberapa film yg sudah saya tonton dan masih ingat saja. Urutan daftar film yg akan saya tulis bukan berdasarkan rangking, tapi hanya random. Lansung saja, cekidot:


1. In Front of Class
Film ini menceritakan seorang pemuda yg ingin sekali menjadi guru. Dia berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lain mendaftar menjadi guru, namun sayang dia selalu ditolak. Tapi dia tidak berputus asa, hingga diterima di sebuah sekolah dasar. Apa sebenarnya yang menyebabkan pemuda itu selalu ditolak sekolah? Apa setelah dia menjadi guru kisahnya berakhir begitu saja?
Tidak. Sama sekali tidak. Ini bukan sebuah kisah sederhana. Ini kisah seseorang yang memiliki keterbatasan untuk membuktikan bahwa keterbatasan bukan suatu penghalang untuk mencapai mimpi. Film ini keren untuk ditonton oleh siapa saja...


2. Three Idiot
Film ini berasal dari India. Mendengar kata film India, pasti langsung terbayang-bayang orang-orang bernyanyi sambil menari di bawah derasnya hujan yg turun. Memang ada adegan menari-nari dan berbasah-basahan. Tapi ini film yang wajib ditonton untuk para orangtua dan guru. Film yang benar-benar menampar keras dunia pendidikan.
Film tentang sebenarnya bukan hanya tentang 3 orang, tapi gambaran ribuan, mungkin jutaan orang.


3. Taree Zamen Paar
Bener nggak ya tulisannya? (•ิ_•ิ)
Film ini juga dari India. Film yang bikin nangis. Tentang ihsan anak kelas 3 SD yang tidak naik kelas dan nyaris di keluarkan dari sekolah. Akhirnya orangtuanya memaksa Ihsan bersekolah di asrama karena sang ayah menganggap anaknya nakal dan sulit diatur. Begitu pula para guru, menggangap Ihsan tidak hanya nakal dan sulit diatur, tapi juga sangat bodoh. Ihsan pun semakin tertekan hingga datang seorang guru yang merubah segalanya.


4. Laskar Pelangi
Kalau ini film lokal yang diadaptasi  dari novel best seller karya Andrea Hirata. Tentang anak-anak di daerah yang jauh dari ibu kota. Bersekolah di sekolah swasta dengan fasilitas yang jauh dari layak dengan guru-guru yang luar biasa.
Film ini memiliki lanjutannya, yaitu sang pemimpi, edensor, dan maryamah karpov yg juga diadaptasi dari novel tetralogi laskar pelangi. Kalau edensor dan maryamah karpov belum pernah nonton. Belum tau udah dibuat atau belum.hehe...Film2 yg bagus, tapi saya lebih suka baca novel-novelnya sih.


5. Apalagi ya?
Ini bukan judul film tapi saya tidak ingat film apalgi yang sudah saya tonton. Lupa pernah nonton apa saja. Trus ngeblog pake hp ribet susah ngetiknya, berantakan, susah masukin gambar lagi. Kalau saya ingat dan ada mood buat nonton dan nulis saya akan update postingan ini. Nggak janji sih..hehe...
Sekian postingan kali ini, see you...
:)

Saturday, September 27, 2014

Tentangnya

Semua orang tahu kalau mendung adalah pertanda akan turun hujan. Tapi tidak selalu mendung terjadi hujan. Kadang hanya sekedar mendung yang kemudian menghilang.Begitulah sesuatu yang disebut tanda. Tanda adalah petunjuk atau simbol. Sama dengan firasat. Jika pertanda hadir melalui gerak alam, firasat hadir dari gerak hati. Bisa pula karena gerak alam yang pengaruhi hati. Itu menurut saya.

Alam menghadirkan tanda-tandanya nya untuk dimengerti manusia. Tapi tak semua manusia peka memahami tanda itu. Mereka terlalu cuek pada alam. Mengabaikan pertanda. 

Firasat yang hadir melalui angin, belaian rambut, bisikan dedaunan, gerakan awan, orang berjalan, lampu lalu lintas, dan mimpi2 malam. Firasat dan pertanda yang hadir tanpa bisa dipaksa, tanpa bisa dikendalikan  atau dikontrol. Firasat yang tak bisa dimintai kapan hadirnya. Dari Semua tanda atau firasat terdapat makna yang tak dapat diceritakan. Bila diceritakan akan menimbulkan komentar-komentar yang menyedihkan.

"Ah..jangan m
"Itu cuma mimpi."


dan masih banyak lagi komentar yang hanya kan menjadi luka. Nggak mudah merasakan seperti itu kemudian menceritakannya. Benar-benar nggak mudah, ketika bermimpi berada disebuah acara kematian, tak berapa lama mengalaminya. Tak mudah saat diam angin berembus dan merasa ada sesuatu yang terjadi, tak lama ada kabar seorang yang disayang meninggal. Tak mudah ketika melihat langit yang tampak baik-baik saja, tapi  merasa tak baik-baik saja, lalu banjirpun datang. Tak mudah merasakan bumi rasanya akan bergoncang hebat, dan hampir tiap hari meributkan bumi bergoncang padahal saat itu tidak terjadi apa-apa membuat orang geleng-geleng menganggap aneh. Tapi, beberapa minggu kemudian gempa besar terjadi.


Memang itu hanya sekedar bermimpi, tapi entah mengapa, tahu mana mimpi yang merupakan pertanda, mana yang merupakan bunga tidur. Terkadang mimpi yang dikira sebagai pertanda atau firasat ternyata hanya rasa saja. Begitupula dengan pertanda alam. Walau mungkin saja gerak alam dan mimpi semua adalah pertanda hanya mampu menganggap itu hanya rasa. 

Saat firasat itu terwujud orang-orang akan memarahi kenapa mengungkapkan firasat yang dirasa. Dianggap aneh, merasa bersalah, menyesal, sedih, bodoh dan entah perasaan apa yang hadir dan apa sebutannya.  Hingga memutuskan untuk mengabaikan firasat, mengabaikan pertanda. Mengabaikan bisikan alam, mengabaikan mimpi. Mengabaikan segalanya. Agar tak lagi dianggap aneh. Sepertinya berhasil. Tapi...................................................... 


Tuesday, September 16, 2014

anak=robot vs anak=manusia

Di zaman seperti ini, banyak anak yang dianggap robot oleh orangtuanya. Anak-anak dipaksa untuk belajar, belajar, dan belajar. Pagi berangkat sekolah, siang kursus piano, vokal, dan sebagainya. Sore anak disuruh berangkat les mata pelajaran dan malam mengerjakan pr. Tidak ada waktu bermain bagi mereka. Padahal bermain merupakan hal penting yang harus dilakukan anak. karena didalam bermain banyak pelajaran yang mereka dapatkan daripada teori-teori dari buku. padqhal saat bermain anak-anak akan belajar banyak kata daripada hanya menghafal buku. Padahal saat bermain anak dapat menciptakan teori-teorinya. Padahal...ah
Ada seorang teman yang bercerita tentang muridnya. betapa menyedihkan anak itu. Sebut saja anak itu sebagai si D. si D merupakan korban ambisi orangtuannya. Si D harus bersekolah sampai sore, kemudian kursus, dan les. D tidak punya waktu bermain sama sekali. Belum lagi jika harus mengikuti pemotretan dan syuting iklan. Selain itu, si D juga akan diomel habis-habisan jika nilai ulangannya kurang dari 10. Saya tidak habis pikir tentang orangtuanya, sebenarnya mereka anggap apa anak mereka?
Ada juga anak yang tidak boleh membaca buku selain buku pelajaran jika nilai pelajarannya kurang dari delapan. Padahal jelas-jelas anak itu hobi membaca. Memiliki kemampuan membaca di atas rata-rata. Tapi bagi orangtuanya anak pintar dan berprestasi adalah anak yang memiliki nilai 10, pandai matematika dan juara kelas melulu.
Entah apa yang diinginkan orangtua mereka.
Untung saja saya masih menemukan orangtua-orangtua yang menganggap anaknya mwnusia.
Di sini saya masih melihat anak-anak bermain di kali tertawa riang, menangkap ikan. Berkotor-kotor ria, berlari di tanah tanpa alas kaki. Bertengkar hingga menangis, tapi keesokan harinya bermain bersama lagi. 
Di sini saya masih melihat anak-anak membuat mainan dengan barang-barang yang ditemuinya. membuat kapal-kapalan dari pelepah pisang, membuat pancing dari ranting-ranting, jala penangkap ikan dari tudung saji kecil milik ibu mereka. Setelah itu akan terdengar suara ibu-ibu mengomel betapa kreatifnya anak mereka. 
Saya masih melihat anak-anak dengan polosnya mentertawai anak terkecil berhasil menangkap ikan yang sangat besar. Dan para orangtua yang sedang mengawasi anak-anak bermain, memuji hasil tangkapan anak kecil itu, tanpa melihat baju yang kotor dan sandal jepit yang hilang sebelah. 
Saat sore, anak-anak itu akan pulang dan bersiap-siap berangkat mengaji. Tanpa paksaan dan mereka melakukannya dengan riang. 
Ketika di belahan bumi bagian lain anak-anak sedang menghafal teori-teori dari buku, anak-anak di sini, sedang menciptakan teori-teorinya.




Monday, August 18, 2014

Film : Chef -----> bukan sekedar tentang memasak


Chef 2014.jpg
sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Chef_%28film%29

 

Rasanya sudah lama sekali saya tidak menonton film. Mendadak saja tanpa pikir panjang malam itu saya menyalakan laptop dan membuka sebuah file berjudul Chef yang dari judulnya saja menarik perhatian saya. Langsung saja saya buka file film itu. Diawal filmnya saja mata dimanjakan dengan berbagai hidangan yang menggoda. sambil menonton film, saya membayangkan untuk segera ke dapur untuk ikutan masak juga. haha

Film Chef ini bukan hanya tentang sekedar masak. Tapi ada sebuah nilai yang disampaikan dalam cerita ini. Tentang hubungan seorang ayah dan anak, serta tentang mengenal diri sendiri . Sayangnya dalam film ini tidak dicantumkan resep-resep masakan yang dimasak oleh Chef Carl. Jika ada, saya belum tentu juga akan mencoba memasaknya. hehe...

Nggak Penting Harap Abaikan

Dua postingan saya dibawah postingan ini ditulis menggunakan hp. Ternyata dilihat dari laptop berantakan sangat.

*tulisan nggak penting, harap abaikan.

Friday, July 25, 2014

Tak ada sepi...

Terkadang apa yang kita anggap sepi itu tak benar2 sepi. Lihatlah pohon, daun, angin, pasir, langit, gunung, batu mereka semua tak pernah berhenti memuji sang pencipta...hanya saja kita memiliki batasan untuk memahaminya... 

 "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.(Al-'Isrā':44)



Thursday, July 24, 2014

tentang ini itu yang tak sempat(malas) ditulis

Assalamualaikum...


Lama tak bersua...apa kabar kau yang kesepian wahai blogku sayang?

Akhir2 ini lagi males ngblog padahal banyak yang pengen ditulis tentang pemilu, ramadhan, tentang anak2 yg lgi pd seneng main disebelah rumah, tentang ibu pekerja vs ibu rumah tangga, bicaraain tentang keheranan saya terhadap orangtua yg sebel bgt kalau libur kerja karena hrus ngurusin anak (serius itu nyata saya liat sendiri) tentang seorang nenek penjual pepaya (sebenarnya bukan cuma jual pepaya sih kadang jual pisang, jeruk nipis, apa aja sih) yang hampir tiap hari ke rumah. Dan masih banyak lagi yang pengen saya tulis di blog.  tapi sayangnya cuma muter2 di kepala doang idenya...sayang sekali...

Ujung2nya ngpost tulisan "sampah" doang di mari. Curhat doang...
Curhat kalau sbenarnya saya pengen ngepost tulisan2 tdi tapi males...huhu

Perasaan saya males mulu deh..hehe

Tuesday, July 1, 2014

Puasa itu....

Saat saya masih kecil, tiap puasa saya sering mengeluh....laper...haus...Tapi bapak selalu bilang bagus dong kalau puasa ngerasain lapar, haus. Kalau gk kerasa lapar hausnya berarti gk kerasa dong kalau lagi puasa. Gtu kira2 kalimat yg bpk ucapin. Habis dengerin gtu langsung ngambek uring2an. Itu dlu saat masih kecil...Sekarang udah usia bertambah banyak, kalau mau ngeluh ngomong sm diri sndiri sambil ngjawab seperti apa yang dlu sering bapak bilang waktu saya masih kecil.Malu mau ngeluh di dpan orang lain.Umur udah banyak, badan gede pulak...Sekarang mulai sadar puasa bukan bagaimana tetap kenyang walau gk makan apapun belasan jam, bukan tetap gk haus walau gk minum seharian.Ya...dulu saya sering saat sahur makan apapun yang menurut saya kira2 bergizi, bisa tetap kenyang selama mungkin. Makan sayur, lauk  berbagai macam, makan buah, makan ini itu biar rasa lapar gk cepat datang. Minum air banyak biar gk cepat haus.Tapi skrg mulai menyadari. Puasa itu biar kita bisa ngerasain rasa lapar, haus, bisa menjaga diri meski lapar dan haus mendera seharian. Gk mudah marah2 karena saat lapar terkadang hal sepele bisa bikin ngamuk. Bukan juga tidak melakukan apapun karena kelaperan dan kehausan. Bukan pula makan segala macam dengan kalap saat berbuka.Puasa itu sabar.....

Tuesday, May 6, 2014

(Tak) Ada Tempat (Yang Benar-Benar) Aman bagi Anak

 

Orangtua akhir-akhir ini mungkin merasakan kekhawatiran saat anak keluar dari rumah, entah itu untuk berangkat sekolah atau bermain. Bagaimana tidak? Lihat saja pemberitaan di televisi beberapa waktu ini. Kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak sedang marak-maraknya terjadi di lingkungan sekitar. Bahkan di lembaga pendidikan sekalipun yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak, tak luput dari kejahatan.

 

Geram saat menyaksikan berita kekerasan dan pelecehan terhadap anak di televisi ataupun di koran. Hukum 10 atau 15 tahun rasanya tak cukup untuk mengadili kekejian yang dilakukan oleh pelaku. Mungkin korban akan mengalami trauma yang mendalam sepanjang hidupnya. Masa depan anak yang menjadi korban menjadi taruhan. 

 

Terkadang saya berpikir kejadian ini sudah banyak terjadi sejak lama, tapi saat ini baru terungkap. Entah untuk menutupi kasus-kasus politik atau apalah, yang jelas kasus-kasus ini tak dapat dibiarkan begitu saja. Adanya kejadian luar biasa ini, memberi pelajaran bagi para orangtua. Orangtua menjadi lebih waspada dan perhatian pada anak-anaknya. Sekarang sekolah-sekolah penuh dengan kendaraan antar jemput anak, sekolah-sekolah juga ramai oleh orangtua yang menunggui anaknya di sekolah. 

 

Seharusnya kewaspadaan orangtua tidak hanya di sekolah. Di rumahpun tempat yang dianggap teraman bagi anak, tak boleh lupa mendapat pengawasan. Menurut data PUSDATIN komnas perlindungan anak Indonesia atau KPAI jumlah kasus kekerasan terhadap anak pada tahun 2013 sebanyak 1.620 kasus. Sebanyak 4.900 kasus atau 30 persen diantaranya merupakan kasus kekerasan fisik 313 kasus atau 19 persen kekerasan psikis dan 817 kasus atau 51 persen kekerasan seksual.  Justru yang melakukan tindakan tersebut orang-orang terdekat seperti keluarga dan tetangga, bahkan orangtua sendiri. (http://batukota.go.id/berita-759-waspadai-kekerasan-terhadap-anak.html)

 

Proteksi diri tidak bisa bila hanya dari orangtua, tetapi juga anak sejak dini harus diajarkan bagaimana melindungi diri sendiri. Dan sebagai orangtua juga tidak mudah untu mempercayai oranglain meskipun keluarganya untuk memegang anak mereka. Karena sekarang ini zaman wis edan (gila). Saya jadi teringat sebuah tembang jawa yang kurang lebih kalimatnya seperti ini: jaman iki jaman edan, sing ora edan ora komanan, nanging luwih becik wong sing eling lan waspodo.(Jaman ini jaman gila, yang tidak gila tidak kebagian, tetapi lebih baik orang yang ingat dan waspada)

 

 

-Nina-

Saturday, April 26, 2014

.......................





Ada banyak hal yang ingin aku ungkapkan….

Pada malam yang gulita….

Pada siang yang benderang….

Pada hujan yang membasahi jiwa…

Pada angin yang berhembus…

Pada sunyi yang membuat kalut…

Pada Engkau tempat mengadu….

 

 

Yogyakarta, 26 April 2014


-Nina-                      

Thursday, April 24, 2014

Buku : Psikologi Dalam Tinjauan Hadits Nabi SAW





Saya sangat menyukai buku-buku yang membahas tentang psikologi. Salah satu buku psikologi yang saya koleksi dan menjadi favorit saya adalah buku Psikolgi dalam Tinjauan Hadits Nabi SAW karya Muhammad ‘Utsman Najati. Buku ini berisi tentang psikologi tentu saja ditinjau dari Al-Qur’an dan Hadits. Ternyata di dalam Al-Qur’an dan Hadits banyak menyinggung tentang perilaku dan kejiwaan  manusia. Di dalam bab pertama/pasal pertama membahas  tentang motivasi.  Motivasi terbagi menjadi motivasi  fisiologis  atau berhubungan dengan mempertahankan eksistensi diri, serta  motivasi psikologis dan spiritual.  Motivasi fisiologis sangat erat dengan perilaku bagaimana manusia mempertahankan diri atau untuk dapat langgeng dengan kata lain tetap eksis di bumi. Memenuhi kebutuhan primer seperti  makan, minum, tempat tinggal, memiliki keturunan, istirahat saat lelah, dll, merupakan kebutuhan fisiologis. Perilaku untuk memperoleh dan mempertahankan hal-hal tersebut adalah motivasi.  

Motivasi fisiologis muncul  sebagai akibat tidak adanya keseimbangan organic maupun kimiawi dalm tubuh manusia. Dalam psikologi  modern, keseimbangan berbagai unsure dalam tubuh manusia disebut dengan istilah homeostatis yang dicetuskan oleh Walter Cannon . Ketika sebuah motivasi muncul, maka motivasi ini akan mendorong manusia dan hewan untuk melakukan adaptasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. (Muhammad Utsman Najati, 2006:24)

Tetapi sebelum ilmu psikologi berkembang seperti pada saat ini, Rasulullah SAW telah mengisyaratkan tentang hal  tersebut.  Salah satu hadits yang membahasnya adalah hadits dari Anas bin Malik Radiyhiyallauhu ‘anhu, Nabi SAW datang untuk menjenguk seorang yang menderita sakit. Lantas beliau bersabda, “Apakah kamu menginginkan sesuatu? Apakah kamu mengingnkan roti?” Orang sakit itu berkata, “Iya” Maka orang-orang mencarikan roti untuknya.” 

Saat seseorang yang sakit menginginkan memakan sesuatu, makanan yang diinginkannya tersebut akan bermanfaat bagi kesembuhannya. Karena tubuh manusia secara otomatis akan mempertahankan keseimbangan dengan memunculkan keinginan atau kebutuhan untuk memakan sesuatu saat sakit misalnya. 

Motivasi fisiologis hanya secuil yang dibahas dalam buku Psikologi dalam Tinjauan Hadits Nabi SAW, karena masih banyak lagi ilmu kejiwaan yang di bahas dalam buku ini. Sebenarnya awalnya saya akan menyinggung beberapa bab dalam buku ini, tapi mendadak malas, so segini saja dulu.  Buku Psikologi dalam Tinjauan Hadits NAbi SAW karya Muhammad Utsman Najati  terdiri dari 10 BAB (pasal) , 468 halaman, dengan hard cover.

Pasal pertama membahas tentang beberapa motivasi perilaku, pasal dedua tentang emosi, pasal ketiga pacaindera, Pasal keempat aktifitas berfikir, pasal kelima proses belajar, pasal keenam ilmu laduni, pasal ketujuh masa pertumbuhan, pasal ke delapan kepribadian, pasal kesembilankesehatan mental, dan pasal kesepuluh psikoterapi. Bahasan keseluruhan pasal dalam buku ini tentu saja ditinjau dari Al-Qur’an dan Hadits.

-Nina-

Monday, April 21, 2014

C-I-N-T-A

Sesuatu yang mampu membuatku bangkit kembali ketika terjatuh adalah jatuh cinta. 

Cinta yang mampu mengubah perih menjadi bahagia. 

Yang mampu menyembuhkan luka dalam yang tak terdeteksi indera manusia. 

Cinta yang mampu menjadikan hitam menjadi putih. 

Tangis menjadi tawa. 

Kekuatan cinta sungguh luar biasa memang... 

Tapi tak semudah itu mendapatkan cinta atau mempertahankannya. 

Cinta memang mampu memberi kekuatan ketika lemah. 

Tapi cinta itu sendiri sungguh rapuh. 

banyak ujian yang akan menghadang dibelakang percintaan. 

 Yang mengganggu akan keindahan cinta.... 

Cinta akan terus diuji dengan air mata. 

Perih, luka, duka, hitam.... 

Semua tercipta seimbang untuk saling mengharmoniskan kehidupan. 

Dengan kita mengerti akan duka, maka kita akan mengerti makna kebahagiaan yang sesungguhnya. 

Dan tak ada kebahagiaan tanpa adanya duka. 

Semua telah diattur oleh Tuhan pemilik segalanya agar kita dapat merasakan kecintaanNya yang sebenar-benarnya Cinta......

Monday, March 31, 2014

Sepi....Sunyi.... (Bukan Puisi)


Aku adalah sepi yang datang dari ramai menuju sunyi...

Sepi merana dalam sunyi karena sepi tak menemui lagi ramai dalam sunyi

Aku telah mencari ramai, tapi aku tak menemukan lagi ramai dalam diri sunyi

Harus kemana lagi aku mencari?

Apakah ramai tak kan ada lagi dalam sepi..?

Kini...sepi masih saja sepi tenggelam dalam sunyi...

Sepi tetap saja sepi...



Yogyakarta, 31 Maret 2014, 00.56 WIB

                                                                                                     Nina

Thursday, February 27, 2014

Sekolah...oh...Sekolah...Pendidikan Kini dan nanti...

Dari judulnya sebenarnya agak-agak gk nyambung....hehehe

Beberapa waktu lalu saya mendengar percakapan 2 orang tentang pendaftaran siswa baru di sekolah dasar X. Dari percakapan tersebut diketahui bahwa sekolah X membuka pendaftaran mulai bulan Januari. Bukan karena sepi peminat, tidak sama sekali sekolah X cukup terkenal dan unggul, tetapi agar siswa yang tidak diterima di sekolah X dapat mencari sekolahan lain saat musim pendaftaran nanti. Saya sempet bertanya yang tidak keterima itu karena kelebihan quota kah? Ternyata tidak. calon siswa yang tida diterima di sekolah X adalah anak yang tidak lulus tes. Saya heran mendengarnya. Sekolah X itu adalah sekolah jenjang dasar, kenapa bisa tidak menerima siswa hanya berdasarkan tes calistung dan tes psikologi . Jadi untuk anak yang berumur 6 tahun lancar baca dan berhitung, juga lulus tes psikologi pasti akan diterima di sekolah X. Sedangkan anak yang tak bisa calistung walaupun umurnya sudah memenuhi syarat  dan secara psikologi siap dia tidak akan diterima di sekolah x.

Hmm...pantas saja jika di Taman Kanak-kanak siswa tidak hanya bermain sambil belajar, tetapi mereka "harus" belajar sambil "curi-curi" bermain. Dari usia TK anak-anak sudah dituntut lancar membaca dan berhitung agar kelak dapat diterima di SEKOLAH IDAMAN ORANGTUA mereka. Padahal diusia kanak-kanak hal yang terpenting bukanlah mereka mahir membaca dan berhitung, tetapi pembentukan karakterlah yang terpenting karena itu merupakan landasan/pondasi hidup anak hingga dewasa kelak. Saya pernah membaca bahwa dibutuhkan belasan tahun untuk membentuk kepribadian seseorang, tapi hanya 3 bulan waktu yang dibutuhkan anak untuk belajar membaca. Jika sudah waktunya dan anak siap untuk belajar membaca dan berhitung tentu tidak menjadi hal yang sangat sulit dan tidak membutuhkan waktu berkepanjangan untuk mengajarkan mereka calistung (pengalaman mengajarkan adik saya). Tapi untuk mengajarkan mereka selalu membuang sampah pada tempatnya saja tidak bisa hanya diajarkan dalam waktu 1 atau 2 bulan, bukan?