(Tak) Ada Tempat (Yang Benar-Benar) Aman bagi Anak
Orangtua akhir-akhir ini mungkin merasakan kekhawatiran saat anak
keluar dari rumah, entah itu untuk berangkat sekolah atau bermain. Bagaimana tidak?
Lihat saja pemberitaan di televisi beberapa waktu ini. Kekerasan dan pelecehan
seksual terhadap anak sedang marak-maraknya terjadi di lingkungan sekitar. Bahkan
di lembaga pendidikan sekalipun yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak,
tak luput dari kejahatan.
Geram saat menyaksikan berita kekerasan dan pelecehan terhadap anak
di televisi ataupun di koran. Hukum 10 atau 15 tahun rasanya tak cukup untuk
mengadili kekejian yang dilakukan oleh pelaku. Mungkin korban akan mengalami
trauma yang mendalam sepanjang hidupnya. Masa depan anak yang menjadi korban menjadi
taruhan.
Terkadang saya berpikir kejadian ini sudah banyak terjadi sejak
lama, tapi saat ini baru terungkap. Entah untuk menutupi kasus-kasus politik
atau apalah, yang jelas kasus-kasus ini tak dapat dibiarkan begitu saja. Adanya
kejadian luar biasa ini, memberi pelajaran bagi para orangtua. Orangtua menjadi
lebih waspada dan perhatian pada anak-anaknya. Sekarang sekolah-sekolah penuh
dengan kendaraan antar jemput anak, sekolah-sekolah juga ramai oleh orangtua
yang menunggui anaknya di sekolah.
Seharusnya kewaspadaan orangtua tidak hanya di sekolah. Di rumahpun
tempat yang dianggap teraman bagi anak, tak boleh lupa mendapat pengawasan. Menurut
data PUSDATIN komnas perlindungan anak Indonesia atau KPAI jumlah kasus
kekerasan terhadap anak pada tahun 2013 sebanyak 1.620 kasus. Sebanyak 4.900
kasus atau 30 persen diantaranya merupakan kasus kekerasan fisik 313 kasus atau
19 persen kekerasan psikis dan 817 kasus atau 51 persen kekerasan seksual. Justru yang melakukan tindakan tersebut orang-orang
terdekat seperti keluarga dan tetangga, bahkan orangtua sendiri. (http://batukota.go.id/berita-759-waspadai-kekerasan-terhadap-anak.html)
Proteksi diri tidak bisa bila hanya dari orangtua, tetapi juga anak
sejak dini harus diajarkan bagaimana melindungi diri sendiri. Dan sebagai
orangtua juga tidak mudah untu mempercayai oranglain meskipun keluarganya untuk
memegang anak mereka. Karena sekarang ini zaman wis edan (gila). Saya jadi
teringat sebuah tembang jawa yang kurang lebih kalimatnya seperti ini: jaman
iki jaman edan, sing ora edan ora komanan, nanging luwih becik wong sing eling
lan waspodo.(Jaman ini jaman gila, yang tidak gila tidak kebagian, tetapi
lebih baik orang yang ingat dan waspada)
-Nina-
No comments:
Post a Comment