Semua orang tahu kalau mendung adalah pertanda akan turun hujan. Tapi tidak selalu mendung terjadi hujan. Kadang hanya sekedar mendung yang kemudian menghilang.Begitulah sesuatu yang disebut tanda. Tanda adalah petunjuk atau simbol. Sama dengan firasat. Jika pertanda hadir melalui gerak alam, firasat hadir dari gerak hati. Bisa pula karena gerak alam yang pengaruhi hati. Itu menurut saya.
Alam menghadirkan tanda-tandanya nya untuk dimengerti manusia. Tapi tak semua manusia peka memahami tanda itu. Mereka terlalu cuek pada alam. Mengabaikan pertanda.
Firasat yang hadir melalui angin, belaian rambut, bisikan dedaunan, gerakan awan, orang berjalan, lampu lalu lintas, dan mimpi2 malam. Firasat dan pertanda yang hadir tanpa bisa dipaksa, tanpa bisa dikendalikan atau dikontrol. Firasat yang tak bisa dimintai kapan hadirnya. Dari Semua tanda atau firasat terdapat makna yang tak dapat diceritakan. Bila diceritakan akan menimbulkan komentar-komentar yang menyedihkan.
"Ah..jangan m
"Itu cuma mimpi."
dan masih banyak lagi komentar yang hanya kan menjadi luka. Nggak mudah merasakan seperti itu kemudian menceritakannya. Benar-benar nggak mudah, ketika bermimpi berada disebuah acara kematian, tak berapa lama mengalaminya. Tak mudah saat diam angin berembus dan merasa ada sesuatu yang terjadi, tak lama ada kabar seorang yang disayang meninggal. Tak mudah ketika melihat langit yang tampak baik-baik saja, tapi merasa tak baik-baik saja, lalu banjirpun datang. Tak mudah merasakan bumi rasanya akan bergoncang hebat, dan hampir tiap hari meributkan bumi bergoncang padahal saat itu tidak terjadi apa-apa membuat orang geleng-geleng menganggap aneh. Tapi, beberapa minggu kemudian gempa besar terjadi.
Memang itu hanya sekedar bermimpi, tapi entah mengapa, tahu mana mimpi yang merupakan pertanda, mana yang merupakan bunga tidur. Terkadang mimpi yang dikira sebagai pertanda atau firasat ternyata hanya rasa saja. Begitupula dengan pertanda alam. Walau mungkin saja gerak alam dan mimpi semua adalah pertanda hanya mampu menganggap itu hanya rasa.
Saat firasat itu terwujud orang-orang akan memarahi kenapa mengungkapkan firasat yang dirasa. Dianggap aneh, merasa bersalah, menyesal, sedih, bodoh dan entah perasaan apa yang hadir dan apa sebutannya. Hingga memutuskan untuk mengabaikan firasat, mengabaikan pertanda. Mengabaikan bisikan alam, mengabaikan mimpi. Mengabaikan segalanya. Agar tak lagi dianggap aneh. Sepertinya berhasil. Tapi......................................................
Alam menghadirkan tanda-tandanya nya untuk dimengerti manusia. Tapi tak semua manusia peka memahami tanda itu. Mereka terlalu cuek pada alam. Mengabaikan pertanda.
Firasat yang hadir melalui angin, belaian rambut, bisikan dedaunan, gerakan awan, orang berjalan, lampu lalu lintas, dan mimpi2 malam. Firasat dan pertanda yang hadir tanpa bisa dipaksa, tanpa bisa dikendalikan atau dikontrol. Firasat yang tak bisa dimintai kapan hadirnya. Dari Semua tanda atau firasat terdapat makna yang tak dapat diceritakan. Bila diceritakan akan menimbulkan komentar-komentar yang menyedihkan.
"Ah..jangan m
"Itu cuma mimpi."
dan masih banyak lagi komentar yang hanya kan menjadi luka. Nggak mudah merasakan seperti itu kemudian menceritakannya. Benar-benar nggak mudah, ketika bermimpi berada disebuah acara kematian, tak berapa lama mengalaminya. Tak mudah saat diam angin berembus dan merasa ada sesuatu yang terjadi, tak lama ada kabar seorang yang disayang meninggal. Tak mudah ketika melihat langit yang tampak baik-baik saja, tapi merasa tak baik-baik saja, lalu banjirpun datang. Tak mudah merasakan bumi rasanya akan bergoncang hebat, dan hampir tiap hari meributkan bumi bergoncang padahal saat itu tidak terjadi apa-apa membuat orang geleng-geleng menganggap aneh. Tapi, beberapa minggu kemudian gempa besar terjadi.
Memang itu hanya sekedar bermimpi, tapi entah mengapa, tahu mana mimpi yang merupakan pertanda, mana yang merupakan bunga tidur. Terkadang mimpi yang dikira sebagai pertanda atau firasat ternyata hanya rasa saja. Begitupula dengan pertanda alam. Walau mungkin saja gerak alam dan mimpi semua adalah pertanda hanya mampu menganggap itu hanya rasa.
Saat firasat itu terwujud orang-orang akan memarahi kenapa mengungkapkan firasat yang dirasa. Dianggap aneh, merasa bersalah, menyesal, sedih, bodoh dan entah perasaan apa yang hadir dan apa sebutannya. Hingga memutuskan untuk mengabaikan firasat, mengabaikan pertanda. Mengabaikan bisikan alam, mengabaikan mimpi. Mengabaikan segalanya. Agar tak lagi dianggap aneh. Sepertinya berhasil. Tapi......................................................
No comments:
Post a Comment